Makalah Puskesmas
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika
dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di
Jakarta, di mana dibicarakan upaya pengorganisasian sistem pelayanan kesehatan
di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu
dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan
P4M (Pencegahan,
Pemberantasan, Pembasmian Penyakit Menular ) dan
sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.
Melalui Rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan
semua pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi
nama Pusat Kesehatan Masyarakat(Puskesmas).
Pembangunan kesehatan mempunyai visi
“Indonesia sehat” diantaranya dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan oleh
puskesmas dan rumah sakit. Selama
ini pemerintah telah membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia
rata-rata setiap kecamatan mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1
puskesmas pembantu. Puskesmas telah melaksanakan kegiatan dengan hasil yang
nyata, status kesehatan masyarakat makin meningkat, ditandai dengan makin
menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya status gizi masyarakat
dan umur harapan hidup (Kepmenkes, 2004).
Puskesmas pada waktu itu di bedakan menjadi 4 macam yaitu :
1. Puskesmas tingkat Desa
2. Puskesmas tingkat Kecamatan
3. Puskesmas tingkat Kawedanan
4. Puskesmas tingkat Kabupaten
Pada rapat kesehatan rnasyarakat ke II 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi 3 kategori :
1. Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh
2. Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter tidak secara penuh
3. Puskesmas tipe C dipimpin oleh tng paramedik
1. Puskesmas tingkat Desa
2. Puskesmas tingkat Kecamatan
3. Puskesmas tingkat Kawedanan
4. Puskesmas tingkat Kabupaten
Pada rapat kesehatan rnasyarakat ke II 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi 3 kategori :
1. Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh
2. Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter tidak secara penuh
3. Puskesmas tipe C dipimpin oleh tng paramedik
Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan. Puskesmas sebagai
upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan
puskesmas, selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat
dalam pengembangan kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat
mendasar, sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih berkembang.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari
PUSKESMAS ?
2.
Apa fungsi dari
PUSKESMAS ?
3.
Apa tugas dari PUSKESMAS ?
4.
Apa
saja sarana dan prasarana yang ada di PUSKESMAS?
5.
Bagaimana
struktur organisasi yang ada di PUSKESMAS?
1.3 Tujuan Penulisan
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan PUSKESMAS.
2. Mengetahui fungsi dari PUSKESMAS.
3. Mengetahui tugas dari PUSKESMAS.
4. Mengetahui sarana dan prasarana yang ada di PUSKESMAS.
5. Mengetahui bagaimana struktur organisasi yang ada di
PUSKESMAS.
1.4 Manfaat
Penulisan
Dengan adanya makalah
ini, baik penulis maupun pembaca dapat memperoleh beberapa manfaat, yaitu :
1. Dapat mengetahui pengertian PUSKESMAS.
2. Dapat mengetahui fungsi dari PUSKESMAS.
3. Dapat mengetahui tugas dari PUSKESMAS.
4. Dapat sarana dan prasarana yang ada di
PUSKESMAS.
5. Dapat mengetahui struktur organisasi yang
ada di PUSKESMAS.
1.5 Sistematika
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.5 Sistematika
BAB II.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian PUSKESMAS
2.2 Fungsi dari PUSKESMAS
2.3 Tugas dari PUSKESMAS
2.4 Sarana dan Prasarana
dari PUSKESMAS
2.5 Struktur organisasi dari
PUSKESMAS
BAB III.
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
Pengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukkan adanya
perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan
dewasa ini, diantaranya:
a.
Dr. Azrul Azwar, MPH (1980)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi
fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada
masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha
kesehatan pokok.
b.
Departemen Kesehatan RI (1981)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi
kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha
kesehatan pokok
c.
Departemen Kesehatan
RI (1987)
Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan
kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk kegiatan pokok
yang menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya
Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional melakukan
upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara
aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyrakat di wilayah kerjanya.
d.
Departemen Kesehatan RI (1991)
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
2.2 Tujuan, Fungsi dan Peran Puskesmas
2.2.1 Tujuan Puskesmas
Tujuan
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan “Indonesia sehat 2010”
2.2.2 Fungsi Puskesmas
Ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
1.
Pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembanguan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
2.
Pusat pemberdayaan
masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,
kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan,
serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan.
3.
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh , terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas adalah :
a.
Pelayananan
kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pribadi dengan
tujuan umum menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan penegahan penyakit.
b.
Pelayanan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat public dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan
dengan cara :
§ Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri
§ Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
§ Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan
§ Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
§ Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan
program puskesmas
2.2.3 Peran Puskesmas
Jika
ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan
kedudukan puskesmas di Indonesia adalah amat unik. Sebagai sarana pelayanan
kesehatan terdepan di Indonesia, maka puskesmas kecualai bertanggungjawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, juga bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pelyanan kedokteran.
2.3 Kegiatan Pokok Puskesmas
Kegiatan-kegiatan
pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak berdirinya semakin
berkembang , mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha pokok kesehatan, 13
usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha pokok kesehatan
yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari
tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas, dan biaya atau anggaran
yang tersedia
Berdasarkan
buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok kesehatan yang
dapat dilakukan oleh puskesmas, itu pun sangat tergantung kepada faktor tenaga,
sarana, dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan manajemen
dari tiap-tiap puskesmas.
Dua puluh kegiatan
pokok puskesmas adalah :
1.
Upaya kesehatan ibu dan anak
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil , melahirkan dan menyusui serta bayi
anak balita dan anak prasekolah
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3 kali,
polio 3 kali dan campak 1 kali pada bayi
e. Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA
f. Pelayanan keluarga berencana
g. Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk
macam-macam penyakit ringan
h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan
, memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan
i.
Pengawasan dan bimbingan kepada taman
kanak-kanak dan para dukun bayi
2. Upaya keluarga berencana
a.
Mengadakan kursus keluarga berencana unutk
para ibu dan calon ibu yang mengunjungi KIA
b.
Mengadakan kursus keluarga berencana kepada
dukun yang kemudian akan bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga
berencana
c.
Mengadakan pembicaraan –pembicaraan tentang
keluarga berencana kapan saja ada kesempatan
d.
Memasang IUD, cara – cara penggunaan pil ,
kondom, dan cara-cara lain denngan memberi sarananya.
e.
Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan
sarana pencegahan kehamilan
3.
Upaya peningkatan gizi
a.
Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi
dan mengobati mereka
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program perbaikan
gizi
c.
Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
terutama dalam rangka program KIA
d. Melaksanakan program-program
e.
Program perbaikan gizi keluarga melalui
posyandu
f.
Memberikan makanan tambahan yang mengandung
protein dan kalori kepada balita dan ibu menyusui
g. Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5 tahun
4.
Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan – kegiatan utama kesehatan
lingkungan yang dilakukan staf puskesmas adalah :
a.
Penyehatan air bersih
b. Penyehatan
pembuangan kotoran
c.
Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan
limbah
e.
Pengawasan sanitasi tempat umum
f.
Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan
peraturan perundang-undangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular
a.
Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b.
Melaporkan kasus penyakit menular
c.
Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar
atau tidaknya laporan yang masuk, untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk
mengetahui sumber penularan.
d.
Tindakan permulaan untuk menahan penularan
penyakit
e.
Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi
menjadi sumber infeksi
f.
Pemberian imunisasi
g.
Pemberantasan vektor
h.
Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6.
Upaya pengobatan
a.
Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:
1. Mendapatkan riwayat penyakit
2. Mengadaan pemeriksaan fisik
3. Mengadaan pemeriksaan labolatorium
4. Membuat diagnosa
b.
Melaksanakan tindakan pengobatan
c.
Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu,
rujukan tersebut dapat berupa:
1. Rujukan diagnostic
2. Rujukan pengobatan/rehabilitasi
3. Rujukan lain
7.
Upaya penyuluhan
1.
Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan
penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas, apakah di
klinik, rumah dan kelompok-kelompok masyarakat.
2.
Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan
tersendiri, tetapi ditingkat kabupaten diadakan tenaga-tenaga coordinator
penyuluhan kesehatan. Koordinator membantu para petugas puskesmas
dalam mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di Puskesmas.
8.
Upaya kesehatan sekolah
a.
Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa
sarana keteladanan gizi berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan
lingkungan.
b.
Membina kebersihan perseorangan peserta didik
c.
Mengembangkan kemampuasn peserta didik untuk
berperan secara aktif dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
d.
Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
e.
Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun
untuk kelas II sampai IV dan guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhanan
f.
Immunisasi peserta didik kelas I sampai VI
g.
Pengawasan terhadap keadaan air
h.
Pengobatan ringan pertolongan pertama
i.
Rujukan medik
j.
Penanganan kasus anemia gizi
k.
Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
l.
Pencatatan dan pelaporan
9.
Upaya kesehatan olah raga
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan takaran latihan
c. Pengobatan dengan teknik latihan
dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cidera latihan
e. Pengawasan selama pemusatan
latihan
10. Upaya perawatan
kesehatan masyarakat
a.
Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas
maupun di rumah dengan berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang
dan jenis kelamin
b.
Asuhan perawatan yang diarahkan kepada
keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat (keluarga binaan)
c.
Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus
diantaranya: ibu hamil, anak balita, usia lanjut dan sebagainya
d.
Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
11. Upaya peningkatan
kesehatan kerja
a.
Identifikasi masalah, meliputi:
i.
Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala
untuk para pekerja
ii.
Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke puskesmas
iii.
Peninjauan tempat kerja untuk menentukan
bahaya akibat kerja
b.
Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja
melalui peningkatan gizi pekerja, lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan
kesejahteraan
c.
Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja,
meliputi:
i. Penyuluhan kesehatan
ii. Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk
mencapai kesesuaian
antara alat kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja
iii. Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
iv. Pemakaian alat pelindung
v. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
vi. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi
pekerja yang sakit
vii. Kegiatan rujukan medis dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit
12. Upaya kesehatan gigi dan
mulut
a.
Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta
masyarakat dalam upaya pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM
b.
Pelayanan asuhan pada kelompok rawan,
meliputi:
i.
Anak sekolah
ii.
Kelompok ibu hamil, menyususi dan anak pra
sekolah
c.
Pelayanan medik dokter gigi dasar, meliputi:
i.
Pengobatan gigi pada penderita yang berobat
maupun yang dirujuk
ii.
Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat
ditanggulangi kesasaran yang lebih mampu
d.
Memberikan penyuluhan secara individu atau
kelompok
e.
Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
f.
Memelihara atau merawat peralatan atau
obat-obatan
g.
Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya kesehatan jiwa
a.
Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan
kegiatan pokok puskesmas
b.
Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
c.
Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta
pembinaan peran serta masyarakat
d.
Pengembangan upaya kesehatan jiwa di
puskesmas melalui pengembangan peran serta masyarakat dan pelayanan melalui
kesehatan masyarakat
e.
Pencatatan dan pelaporan
14. Upaya kesehatan
mata
a.
Upaya kesehatan mata, pencegahan kesehatan
dasar yang terpadu dengan kegiatan pokok lainnya
b.
Upaya kesehatan mata:
i.
Anamnesa
Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta
warna, tes tekan bola mata, tes saluran air mata, tes lapangan pandang,
funduskopi dan pemeriksaan labolatorium
ii.
Pengobatan dan pemberiaan kacamata
iii.
Operasi katarak dan glukoma akut yang
dilakukan oleh tim rujukan rumah sakit
iv.
Perawatan pos operasi katarak dan glukoma
akut
v.
Merujuk kasus yang tak dapat diatasi
vi.
Pemberian protesa mata
c.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam
bentuk penyuluhan kesehatan, serta menciptakan kemandirian masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan mata mereka
d.
Pengembangan kesehatan mata masyarakat
e.
Pencatatan dan pelaporan
15. Labolatorium
kesehatan
a.
Di ruangan laboratorium
i.
Penerimaan pasien
ii.
Pengambilan specimen
iii.
Penanganan specimen
iv.
Pelaksanaan specimen
v.
Penanganan sisa specimen
vi.
Pencatatan hasil pemeriksaan
vii.
Pengecekan hasil pemeriksaan
viii.
Penyampaian hasil pemeriksaan
b.
Terhadap spesimen yang akan dirujuk
i.
Pengambilan specimen
ii.
Penanganan specimen
iii.
Pengemasan specimen
iv.
Pengiriman specimen
v.
Pengambilan hasil pemeriksaan
vi.
Pencatatan hasil pemeriksaan
vii.
Penyampaian hasil pemeriksaan
c.
Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau
bidan, meliputi:
i.
Persiapan pasien
ii.
Pengambilan specimen
iii.
Menyerahkan spesimen untuk diperiksa
d.
Di luar gedung, meliputi:
i.
Melakukan tes skrining Hb
ii.
Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim
ke labolatorium puskesmas
iii.
Memberikan penyuluhan
iv.
Pencatatan dan pelaporan
16. Upaya pencatatan
dan pelaporan
a.
Dilakukan oleh semua puskesmas (pembina,
pembantu dan keliling)
b.
Pencatatan dan pelaporan mencakup:
1. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
2. Data ketenagaan di puskesmas
3. Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di
luar gedung puskesmas
c.
Laporan dilakukan secara periodik (bulan,
triwulan enam bulan dan tahunan)
17. Upaya pembinaan
peran serta masyarakat
Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui:
a.
Penggalangan
dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas sektoral dan berbagai
organisasi kesehatan, yang dilakukan melalui dialog, seminar dan lokakarya,
dalam rangka komunikasi, informasi dan motivasi dengan memanfaatkan media masa
dan system informasi kesehatan
b.
Persiapan petugas penyelenggaraan melalui
latihan, orientasi dan sarasehan kepemimpinan dibidang kesehatan
c.
Persiapan
masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan, dengan mengenali dan
menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan:
1.
Pendekatan kepada tokoh masyarakat
2.
Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali
masalah kesehatannya
3.
Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan
bersama rencana pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d.
Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk
masyarakat melalui kader yang terlatih
e.
Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh
masyarakat
18. Upaya pembinaan
pengobatan tradisional
a.
Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat
diginakan untuk pengobatan tradisional
b.
Pengembangan dan pelestarian terhadap
cara-cara pengobatan tradisional
19. Upaya kesehatan
remaja
20. Dana sehat
2.4 Wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas
harus bertanggung jawab untuk setiap masalah yang terjadi di wilayah kerjanya,
meskipun masalah tersebut lokasinya berkilo-kilo meter dari puskesmas. Dengan asas inilah puskesmas dituntut untuk
lebih mengutamakan tindakan pencegahan penyakit, dan bukan tindakan untuk
pengobatan penyakit. Dengan demikian puskesmas harus secara aktif terjun ke
masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke puskesmas.
Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas
daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga
pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati KDH, mendengar saran
teknis di Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi.
Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan
puskesmas di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan, yang berfungsi
sebagai pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi
koordinasi. Sasaran penduduk yang dilaksanakan oleh sebuah puskesmas rata-rata
30.000 penduduk.
Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah puskesmas di daerah
pedesaan adalah suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja
yang dipandang optimal adalah area dengan jari-jari 3 km.
2.5
Kedudukan Puskesmas
a. Kedudukan dalam bidang administrasi
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah
Daerah Tingkat II dan bertanggung jawab langsung baik teknis maupun
administrative kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.
b. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan
c. Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) maka puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan
pertama.
2.6 Satuan
Penunjang
Sesuai
dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan serta kepadatan
penduduk dalam wilayah kerja puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah
mendapatkan pelayanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata dan meluas, perlu
ditunjang dengan puskesmas pembantu, penempatan bidan di desa-desa yang belum
terjangkau oleh pelayanan yang ada di puskesmas keliling. Disamping itu
penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu dan membina desa
wisma akan dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.
Demi pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka
puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana
yaitu puskesmas pembantu, puskesmas keliling, puskesmas rawat inap, dan puskesmas PONED.
Puskesmas
Pembantu
Puskesmas
pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang
dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan puskesmas dalam
ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Dalam Repelita V wilayah kerja puskesmas
pembantu diperkirakan meliputi 2 sampai 3 desa, dengan sasaran penduduk antara
2500 orang (di luar Jawa dan Bali) sampai 10.000 orang (di perkotaan Jaawa dan
Bali).
Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, dengan lain
perkataan satu puskesmas meliputi juga seluruh puskesmas pembantu yang ada di
wilayah kerjanya.
Puskesmas Keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang
dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari
puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh
pelayanan kesehatan. Kegiatan-kegiatan puskesmas keliling adalah:
1.
Memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan puskesmas
atau puskesmas pembantu, 4 hari dalam 1 minggu
2.
Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar
biasa
3.
Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi
penderita dalam rangka rujukan bagi kasusu gawat darurat
4.
Melakukan penyuluhan kesehatan dengan
menggunakan alat audio visual
Puskesmas Rawat Inap
Puskesmas
Perawatan atau Puskesmas Rawat Inap merupakan Puskesmas yang diberi tambahan
ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik berupa
tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara. Sesuai Standard
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2003)
pengertian rawat inap, merupakan pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi
observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan
menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan
swasta, serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena
penyakitnya penderita harus menginap.
Fungsi
Puskesmas Rawat Inap sebagai tempat rujukan pertama bagi kasus tertentu
yang perlu dirujuk, mempunyai beberapa fungsi pokok, antara lain :
a.
Fungsi sesuai
dengan tugasnya yaitu pelayanan,pembinaan dan pengembangan, dengan penekanan
pada fungsi pada kegiatan yang bersifat preventif,promotif, dan fungsi rehabilitative
b.
Fungsi yang
berorientasi pada kegiatan teknis terkait instalasi perawatan pasien sakit,
instalasi oba, instalasi gizi, dan instalasi umum. Juga fungsi yang lebih
berorientasi pada kegiatan yang bersifat kuratif.
Beberapa kriteria
Puskesmas Rawat Inap, sebagai sebuah Pusat Rujukan Antara bagi penderita gawat
darurat sebelum dibawa ke RS, antara lain sebagai berikut :
1.
Puskesmas
terletak kurang lebih 20 km dari Rumah Sakit
2.
Puskesmas
mudah dicapai dengan kendaraan bermotor
3.
Puskesmas
dipimpin oleh dokter dan telah mempunyai tenaga yang memadai
4.
Jumlah
kunjungan Puskesmas minimal 100 orang per hari
5.
Penduduk
wilayah kerja Puskesmas dan penduduk wilayah 3 Pus kesmas di sekitarnya minimal
20.000 jiwa per Puskesmas
6.
Pemerintah Daerah menyediakan dana rutin yang memadai
Puskesmas PONED
PONED
merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar. PONED
dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang
boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas
beserta penanggung jawab terlatih.
Pelayanan
Obstetri Neonatal Esensial Dasar dapat dilayani oleh puskesmas yang mempunyai
fasilitas atau kemampuan untuk penangan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
dasar. Puskesmas PONED merupakan puskesmas yang siap 24 jam, sebagai rujukan
antara kasus-kasus rujukan dari polindes dan puskesmas. Polindes dan puskesmas
non perawatan disipakan untuk melakukuan
pertolongan pertama gawat darurat obstetri dan neonatal (PPGDON) dan tidak
disiapkan untuk melakukan PONED.
Bidan yang bertugas di desa
Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan, akan
ditempatkan seorang bidan yang bertempat tiggal di desa tersebut dan
bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan
tersebut adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3000 orang, dengan
tugas utamanya adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan posyandu
yang membina pimpinan kelompok persepuluhan, selain memberikan pelayanan
aangsung di posyandu dan pertolongan persalinan di rumah-rumah. Disamping itu
juga menerima rujukan anggota keluarga persepuluhan untuk diberi pelayanan
seperlunya atau ditunjuk lebih lanjut ke puskesmas atau fasilitas kesehatan
yang lebih mampu dan terjangkau secara tradisional.
2.7 Struktur Organisasi Puskesmas
Unsur pimpinan
a. Kepala puskesmas
b. Unsur tata usaha
1)
Data informasi
2)
Perencanaan dan
penilaian
3)
Keuangan
4)
Kepegawaian
c. Unsur pelaksana teknis fungsional
puskesmas
1)
Upaya kesehatan
masyarakat
2)
Upaya kesehatan
perorangan
d. Jaringan pelayanan puskesmas
1)
Unit puskesmas
pembantu
2)
Puskesmas keliling
3)
Bidan desa/komunitas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Puskesmas dan Pustu
sangat berperan penting dalam meningkatkan akses peningkatan pelayanan
kesehatan yang merata, seperti pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan kelarga dan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama
yang meliputi; pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan
kesehatan masyarakat (public goods).
Pelayanan
kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang
meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Saran
Melihat dari sisi
pelayanan kesehatan masyarakat utamanya dalam pelayanan di pustu penulis
menyarankan agar peningkatan mutu pelayanan kesehatan khususnya tenaga medis
agar dapat menyeluruh ke pelosok daerah yang terpencil, sehingga pelayanan
kesehatan masyarakat merata. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
teman-teman maupun pembaca
Komentar
Posting Komentar