Cerpen Halte
Aku melirik padanya. memperhatikan penampilannya yang terkesan anak kuliahan karena pakaian yang ia kenakan. “menunggu bus” Aku menjawab sekenanya saja pada lelaki disebelahku itu . ... Angin di malam ini, sama seperti malam kemarin. Hanya saja sedikit berhembus lebih kencang. Kain jilbabku terbawa angin, kutarik perlahan, membawanya kesisi yang lain. Aku berdiri malam ini. Masih tak ada bintang. Bulan pun hanya samar terlihat. Kutarik nafasku dalam-dalam. Entah apa yang akan orang lain katakan melihat aku yang berdiri disini 2 jam lebih. Menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Aku memang salah. Satu tahun yang lalu saat dia masih di sini, aku diam dan acuh. Setahun yang lalu pula, aku tetap melakukan hal yang sama, berdiri disini menanti bus yang datang, di halte ini saat kau menggandengnya dengan caramu yang justru aku suka. Aku hanya terdiam kaku. Aku berusaha mengatur nafasku yang berdegup kencang saat kau bersamanya. Sangat menyesakkan. Kuatur kembali nafasku. Kuliri