Konsep Dasar Statistika
By: Bambang Karmanto, SKM, MKes
Materi Sistem Informasi Kesehatan I
A. Pengertian Statistik
1. Statistik deskriptif
Merupakan kegiatan mulai dari pengumpulan data sampai kepada mendapatkan informasi dengan jalan menyajikan dan analisa data yang telah terkumpul atau sengaja dikumpulkan.
2. Statistik Inferens atau Statistik Induktif
Kumpulan cara atau metode yang dapat menggeneralisir nilai-nilai dari sampel yang sengaja dikumpulkan menjadi nilai populasi.
Dengan metode statistik inferens kita dapat mengevaluasi informasi yang telah kita kumpulkan menjadi suatu pengetahuan baru
C. Pengertian dan Jenis Data
Data : kumpulan angka / huruf yang merupakan nilai dari unit sampel sebagai hasil dari
mengamati / mengukurnya. Ditinjau dari jenis data ada bermacam-macam data, yaitu :
1. Data kualitatif : data yang dalam bentuk kualitas atau kategori
Misal : Sikap keluarga terhadap KB : setuju, kurang setuju, tidak setuju
Status gizi balita : baik, sedang, kurang
2. Data kuantitatif : data dalam bentuk bilangan atau numerik
Misal : Tinggi badan : 162,4 Cm, Berat Badan : 63,8 kg
Dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Data diskrit : data hasil penghitungan (bentuk bilangan bulat), misal : jumlah balita, jumlah akseptor KB, dsb
b. Data kontinu: data hasil pengukuran (bentuk bilangan desimal / pecahan), misal : tekanan darah, Hb dll.
D. Variabel dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel: Suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya bervariasi
antara satu obyek ke obyek lainnya.
Misal : Mengamati bayi baru lahir,
variabel yang diamati berat badan dan panjang badan (nilainya akan bervariasi antara satu bayi dengan bayi lainnya)
Menurut
skala pengukurannya, variabel dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Nominal
Hanya dapat membedakan nilai
datanya dan tidak tahu nilai data mana yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh : Jenis kelamin, suku, pekerjaan dsb.
Misal : Jenis kelamin laki-laki beda dengan perempuan, tetapi tidak bisa
dikatakan bahwa laki- laki lebih baik / buruk daripada perempuan.
2. Ordinal
Dapat
membedakan nilai datanya dan juga sudah diketahui tingkatan lebih tinggi dan lebih rendah, tapi belum diketahui besar beda antar nilai datanya.
Contoh : Pendidikan, pangkat, stadium penyakit.
Misal : Pendidikan
SD pengetahuannya lebih rendah daripada SMP, tetapi tidak tahu berapa besar perbedaannya.
3. Interval
Dapat membedakan nilai datanya,
sudah diketahui tingkatannya dan diketahui juga besar beda antar nilainya, tetapi belum diketahui kelipatan suatu nilai terhadap
nilai lainnya dan tidak mempunyai nilai nol mutlak.
Misal : Benda A suhunya 40 derajat dan B suhunya 10 derajat = A lebih panas daripada B, beda panasnya 30 derajat, tetapi kita tidak bisa
mengatakan bahwa A panasnya 4 kali daripada B. Kalau suatu benda suhunya 0 derajat
tidak berarti benda tsb tidak mempunyai panas (tidak mempunyai titik nol mutlak.)
4. Ratio
Dapat dibedakan, ada
tingkatan, ada besar beda dan ada kelipatannya serta ada nilai nol mutlak.
Misal : A beratnya 30 kg dan B 60
kg ( A lebih rendah daripada B) selisih beratnya 30 kg. berat B dua kali daripada A.
Jika suatu benda beratnya 0, ini berarti tidak ada beratnya atau tidak ada
bendanya (ada nilai 0 mutlak.)
Komentar
Posting Komentar