LAPORAN KIMIA TENTANG KOLOID

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Judul Pengamatan
Sistem Koloid
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1.      Menentukan larutan (sejati), suspensi, dan koloid
2.      Menentukan adanya efek tyndall pada larutan
3.      Mengamati larutan koloid dengan cara kondensasi dan mekanik
1.3 Landasan Teori

1.3 SISTEM DISPERSI
Apabila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain yang disebutsistem dispersi. Zat yang didispersikan disebut  fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Contoh: tepung kanji dimasukkan ke dalam air panas maka akan membentuk sistem dispersi. Di sini air sebagai medium pendispersi, dan tepung kanji sebagai zat terdispersi. Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu suspensi, koloid, larutan.

Larutan
 partikel-partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati (dibedakan) antara partikel pendispersi dan partikel terdispersi meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra. Larutan merupakan campuran homogen karena tingkat ukuran partikelnya adalah molekul atau ion-ion sehingga sukar dipisahkan dengan penyaringan dan sentrifuge (pemusing). Ukuran pertikel zat terdispersi dan medium pendispersinya hampir sama, maka sifat zat pendispersi dalam larutan akan terpengaruh (berubah) dengan adanya zat terdispersi.
Contoh:
Larutan gula, larutan garam, alkohol 70%, larutan cuka, spiritus, air laut, bensin,   dan udara yang bersih.

Koloid
Sistem koloid tampak homogen jika dilihat tanpa mikroskop, tetapi dengan menggunakan mikroskop tampak adanya partikel-partikel fase terdispersi. Partikel koloid dapat disaring dengan menggunakan suatu penyaring ultra. Berdasarkan sistem dispersinya, suatu koloid tampak seperti suspensi. akan tetapi, secara fisik tampak seperti larutan sehingga sering juga disebut istilah suspensi homogen.
Contoh: 
Sabun, susu, jelli, mentega, selai, santan, dan mayonaise.





Suspensi
Suspensi adalah dispersi zat padat di dalam air. Zat terdispersi pada suspensi merupakan zat padat berukuran cukup besar. Ukuran partikel zat terdispersi di dalam suspensi lebih besar dari 10-5 (>100 nm) sehingga masih dapat diamati dengan mudah. Suspensi dapat disaring dengan kertas saring biasa.
 Contoh:
Air sungai yang keruh, campuran kopi dengan air, campuran air dengan pasir, dan campuran minyak dengan air.

Secara garis besar, perbandingan antara Larutan, Koloid dan Suspensi dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Aspek
Larutan
Koloid
Suspensi
Bentuk Campuran
Homogen
Tampak Homogen
Heterogen
Kestabilan
Stabil
Stabil
Tidak Stabil
Pengamatan Mikroskop
Homogen
Heterogen
Heterogen
Jumlah fase
Satu
Dua
Dua
Sistem Dispersi
Molekuler
Padatan Halus
Padatan Kasar
Pemisahan dengan Cara Penyaringan
Tidak dapat disaring
Tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa, kecuali dengan kertas saring ultra.
Dapat disaring
Ukuran Partikel
<1 nm
1 nm – 100 nm.
> 100 nm



KOLOID
Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan bersifat stabil.
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut:
·        Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
·        Zat pedispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid
Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut:
Fase terdispersi
Pendispersi
Nama koloid
Contoh
Padat
Padat
Sol Padat
Kaca, lumpur
Padat
Cair
Sol
Cat, tinta
Padat
Gas
Aerosol
Debu, Asap
Cair
Padat
Emulsi Padat
Mentega
Cair
Cair
Emulsi
Air santan, Air susu
Cair
Gas
Aerosol
Hair spray
Gas
Cair
Buih
Buih sabun, ombak
Gas
Padat
Buih padat
Batu apung

Efek Tyndall 
Efek tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek Tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek Tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika diamati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown.
Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi).
Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel.
Contoh:
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.
Muatan koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.
Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.


Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.
Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.



BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum ini berlangsung pada :
            Hari/Tanggal    : Rabu, 22 Mei 2013
            Pukul               : 11.45 – 13.15
            Tempat            : Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Cirebon
2.2 Alat dan Bahan
1. Alat-alat yang dibutuhkan :
1)      Rak dan tabung reaksi
2)      Gelas kimia
3)      Corong
4)      Lumpang alung
5)      Spatula
6)      Pipet
7)      Pengaduk
8)      Pembakar / aspirin
9)      Kaki tiga
10)  Kertas saring
2. Bahan-bahan yang dibutuhkan :
1)      Gula pasir
2)      Agar-agar 1 bungkus
3)      Tepung terigu
4)      Susu kental
5)      Minyak goreng
6)      FeCl3
7)      Bubuk belerang

2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Gula pasir
1.      Ambil gula menggunakan spatula
2.      Campurkan gula dengan air dalam gelas kimia lalu aduk hingga merata
3.      Saring ke dalam tabung reaksi menggunakan corong yang telah dilapisi oleh kertas saring
4.      Amatilah apakah larutan tersebut dapat disaring atau tidak
2.3.2 Minyak goreng
1.      Masukkan air secukupnya ke dalam gelas kimia
2.      Campurkan dengan sedikit minyak goreng lalu aduk
3.      Saring ke dalam tabung reaksi menggunakan corong yang telah dilapisi oleh kertas saring
4.      Amatilah apakah larutan tersebut dapat disaring atau tidak
2.3.3. Tepung terigu
1.      Ambil terigu menggunakan spatula
2.      Campurkan terigu dengan air dalam gelas kimia lalu aduk hingga merata
3.      Saring ke dalam tabung reaksi menggunakan corong yang telah dilapisi oleh kertas saring
4.      Amatilah apakah larutan tersebut dapat disaring atau tidak
2.3.4 Belerang / Sulfur
1.      Ambil belerang menggunakan spatula
2.      Campurkan belerang dengan air dalam gelas kimia lalu aduk hingga merata
3.      Saring ke dalam tabung reaksi menggunakan corong yang telah dilapisi oleh kertas saring
4.      Amatilah apakah larutan tersebut dapat disaring atau tidak
2.3.5 Susu
1.      Ambil susu menggunakan spatula
2.      Campurkan susu dengan air dalam gelas kimia lalu aduk hingga merata
3.      Saring ke dalam tabung reaksi menggunakan corong yang telah dilapisi oleh kertas saring
4.      Amatilah apakah larutan tersebut dapat disaring atau tidak
5.      Sorotkan senter pada larutan untuk membuktikan adanya efek tyndall
2.3.6 Agar-agar
1.      Masukkan air dalam gelas kimia kira-kira sekitar 40 ml
2.      Panaskan air hingga mendidih menggunakan kaki tiga dan aspirin
3.      Setelah air mendidih, masukkan agar-agar menggunakan spatula ke dalam air
4.      Aduk hingga merata
5.      Setelah diaduk, angkat lalu tiriskan
6.      Sorotkan senter pada larutan untuk membuktikan adanya efek tyndall
2.3.7 FeCl3
1.   Masukkan air dalam gelas kimia kira-kira sekitar 40 ml
2.   Panaskan air hingga mendidih menggunakan kaki tiga dan aspirin
3.   Setelah air mendidih, masukkan larutan FeCl3 sebanyak 3 tetes ke dalam air
4.   Aduk hingga merata
5.   Setelah diaduk, angkat lalu tiriskan
6.   Sorotkan senter pada larutan untuk membuktikan adanya efek tyndall
2.3.8 Minyak dan sabun
1.      Masukkan air secukupnya ke dalam tabung reaksi
2.      Campurkan dengan sedikit minyak goreng lalu aduk
3.      Buatlah air sabun
4.      Campurkan air sabun ke dalam air yang sudah dicampur juga dengan minyak goreng
5.      Lalu kocok campuran larutan tersebut
6.      Amatilah larutan tersebut, lalu sorotkan senter pada larutan untuk membuktikan adanya efek tyndall
2.3.9 Belerang dan gula
1.      Ambillah belerang dan gula sebanyak masing-masing dua kali ukuran spatula kecil
2.      Gerus/haluskan belerang dan gula menggunakan lumpang alung
3.      Setelah benar-benar halus, buanglah setengah bagian dari hasil pencampuran tadi
4.      Lalu tambahkan lagi gula pasir ke dalam larutan hasil pencampuran yang sebagiannya telah dibuang tadi
5.      Haluskan kembali
6.      Setelah halus, buang lagi sebagian hasil pencampuran tersebut
7.      Campurkan sisa dari pembagian tersebut ke dalam air
8.      Amatilah larutan tersebut, lalu sorotkan senter pada larutan untuk membuktikan adanya efek tyndall

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Pengamatan
No.
Bahan
Hasil
Efek Tyndall
1
Gula pasir + air
Larutan
Tidak ada
2
Minyak + air
Suspensi
Tidak ada
3
Terigu + air
Suspensi
Tidak ada
4
Belerang + air
Suspensi
Tidak ada
5
Minyak + air + sabun
Koloid
Ada
6
Susu + air
Koloid
Ada
7
Agar-agar + air
Koloid
Ada
8
FeCl3 + air
Koloid (Kondensasi)
Ada
9
Belerang + gula + air
Koloid (Dispersi)
ada


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1.      Larutan merupakan dispersi yang apabila disaring menggunakan kertas saring bersifat homogen yang artinya larutan tersebut tidak ada larutan yang disaring.
2.      Suspensi bersifat heterogen yang artinya larutan tersebut bisa disaring oleh kertas saring.
3.      Koloid memiliki efek tyndall, karena saat larutan tersebut diberi cahaya dari senter cahaya tersebut dihamburkan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOCIL

PENGARUH SUHU TERHADAP TANAMAN KACANG HIJAU

laporan biologi tentang Uji coba Makanan